Minggu, 04 Desember 2016

makalah asuhan keperawatan Hernia




BAB  I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang.
Penyakit hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif SBerasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis  atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang penuh dengan aktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina  yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya.Penjelasan mengenai penyakit hernia dan proses keperawatannya akan dibahas pada bab selanjutnya.
B.       Tujuan Penulisan.
Tujuan yang ingin dicapai penulis dengan penulisan makalah ini adalah :
1.    Tujuan umum:
Memberikan informasi dan menambah wawasan tentang asuhan keperawatan Hernia secara komprehensif.
2.    Tujuan khusus:
a.       Mengetahui pengertian hernia
b.      Mengetahui klasifikasi hernia
c.       Mengetahui etiologi hernia
d.      Mengetahui tanda dan gejala hernia
e.       Mengetahui patofisiologi hernia
f.       Mengetahui pathway hernia
g.      Mengetahui komplikasi hrrnia,
h.      Mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit hernia,
i.        Mengetahui  penatalaksanaan penyakit hernia,
C.        Manfaat Penulisan.
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa Akper untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Penyakit  Hernia.  Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan masyarakat umum dapat melakukan asuhan keperawatan secara mandiri dalam menangani pasien dengan Hernia.



BAB II
Tinjauan Teori
A.Pengertin                           
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Lewis,SM, 2003).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. ( Cecily L. Betz, 2004).
Hernia Inguinalis adalah  suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).

B.    Klasifikasi
a.Menurut lokalisasi
1.      Hernia Inguinalis
Indirek: batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran spermamasuk ke dalam kanalis inguinalis
Direk: batang usus melewati dinding inguinalis bagian posterior 
2.      Hernia Diafragma
Hernia yang melalui diafragma
3.      Hernia Umbilikal
Batang usus melewati cincin umbilical
4.      Hernia Femoralis
Batang usus melewati femoral ke bawah ke dalam kanalis femoralis
5.      Hernia Scrotalis
Batang usus yang masuk ke dalam kantong skrotum
b.Hernia insisi menurut sifatnya

1. Hernia Reponibel
Isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika mengedan, dan masuk jika berbaring atau   didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri/gejala
2. Hernia Ireponibel
Kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga, ini disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneal
3. Hernia Inkaserada/Hernia Stragulata
Isi hernia terjepit oleh cincin hernia/terperangkap, tidak dapat kembali ke dalamrongga perut
C..    Etiologi
a)      Kngenital/cacat bawaanSejak kecil sudah ada, prosesnya terjadi intrauteri, berupa kegagalan perkembangan
b)      Hrediter (kelainan dalam keturunan)
c)      Umur (hernia dijumpai pda semua umur)
d)     Jenis kelamin, Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita
e)      Didapat, seperti mengedan terlalu kuat, mengangkat barang-barang yang berat

D.  Tanda dan  Gejala Klinis
a.  Adanya benjolan di daerah inguinal
b. Benjolan biasa mengecil atau menghilang.
c.  Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
d. Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi.
e. Sebagian besar tidak memberikan keluhan.

E.     Patofisiologi
Hernia inguinalis indireksa sebagian besar mempunyai dasar kangenital karena penonjolan dari prossesus vaginalis peritonei atau penonjolan peritoneum yang disebabkan oleh penurunan testis yang menarik peritoneum ke daerah skrotum.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prossesus ini telah mengalami abliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui knalis tersegut. Bila prosseus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis longenital.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena menciptakan lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.
Setiap kondisi yang menyebabkan tekanan intra abdominal memegang peranan untuk timbulnya dan membesarnya hernia.
       (Nettina,2001)

F.Komplikasi

1.       Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2.       Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3.       Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
4.       Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.
5.       Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan obstipasi.
6.       Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7.       Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8.       Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9.       Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

G.    Pemeriksaan Penunjang
a.  Thumb test (Dengan menekan Anulus internus dan klien mengejan) tidak di dapatkan benjolan keluar.
b. Finger test (test invaginasi jari lewat skrotum ke dalam inguinalis penderita mengejar) akan terasa benjolan pada jari.
c. Zremant test (Tangan kanan jari II menekan Anulus internus kanan, jari III menekan Anulus Ekternus kanan, jari IV menekan fasa ovalis kanan, penderita mengejar) akan adanya dorongan pada jari II.

H.    Penatalaksaan
1.      Manajemen medis,
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan. Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :
  a Herniotomy : membuang kantong hernia, ini terutama pada anak – anak karena dasarnya        dalah kongenital tanpa adanya kelemahandinding perut.
   b. Herniorrhaphy : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakangkanalis inguinalis.
c. Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakukan pembedahan dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat (malam).

a.       Terapi konservatif/non bedah meliputi :
·         Pengguanaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/korset pada hernia ventralis.
·         Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata yang tidak menunjukkan gejala sistemik.
·         Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
·         Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengadan selama BAB, hindari kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
·         Hindari aktivitas-aktivitas yang  berat.                                                                   
b.      Terapi umum adalah terapi operatif.                 
Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomoi
2.      Manajemen keperawatana.
1.      Meninggikan kaki tepat tidur dengan posisi kaki pasien lebih tinggi dari kepala untuk mengembalikan isi hernia ke rongga asalnya.
2.      Memberikan posisi yang nyaman .
3.      Kolaborasi(memberikan obat sesuai indikasi dan mengusulkan untuk di lakukan pembedahan )
4.      Penyuluhan
5.      Menganjurkan pasien untuk tidak mengangkat benda berat
6.      Pengedanan yang di paksakan tidak diperbolehkan
7.      Segera melapor atau kontrol ke tempat pelayanan kesehatan bila ada gejala hernia

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HERNIA           
A.    Pengkajian
a.       Pengumpulan data
b.      Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
    c.Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar, menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita HIL
           
d.Riwayat keseatan lalu   
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra abdominal.

     e.Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan / di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.

f.Riwayat kesehatam keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau penyakit menular lainnya.

g.Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb


    h.Pemeriksaan laboratorium
Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal hemostasis, dan jumlah lekosit.
Analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.

i.Pemeriksaan penunjang
foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia³ 45 th


B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d adanya insisi dari pembedahan dan trauma jaringan.
2.      Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka insisi pada operasi.
3.      Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri
4.      Ancretas b/d kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya.
5.      Gangguan eliminasi urine: Retensi urin b/d pengaruh anasthesi.       

a.post operasi
1.      Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit)
2.      Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)
3.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan hemorargi.
4.      Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer.
5.      Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
6.      Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
7.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.
8.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
b. Pre oprasi
1.Ansietas berhubungan dengankurangnya informasi, ditandai dengan: ekspresi wajah tegang dan pucat, respirasi, nadi, tekanan darah meningkat
2. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, ditandai dengan: wajah tampak meringis,   nyeri pada palpasi.
C.INTERVENSI          
A.Gangguan rasa nyaman (nyeri) s/d adanya insisi dari pembedahan dan trauma    jaringan.
    Tujuan : rasa nyeri berkurang dan rasa nyaman terpenuhi dalam waktu 3x24 jam.
    Kriteria :
1.kx mengungkapkan myeri berkurang
2.kx bebas dari rasa nyeri
3.Ekspresi wajah tenang dan santai
4.kx dapat tidur dan istirahat dengan nyaman
Rencan:Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan komunikasi yang baik.
1.      R/ : Dengan komunikasi yang baik akan memudahkan kita dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga px & kiq lebih kooperatif
a.       Catat lokasi, intensitas, durasi dan penyebaran rasa nyeri
2.      R/ : Mengetahui perkembangan nyeri dan tanda – tanda nyeri hebat sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya.
a.       Beri penjelasan pada kx sebab – sebab terjadinya nyeri
b.      R/ : kx tidak merasa cemas dan mengerti sebab – sebab nyeri.
c.       Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi
3.      R/ : Menurunkan ketegangan otot, sendi dan melancarkan peredaran darah sehingga dapat mngurangi nyeri.
a.       Beri dorongan pada klien untuk melakukan mobilisasi secara bertahap.
b.      R/ : Menghindari kekakuan sendi otot dan penekanan pada daerah tertentu
c.       Laksanakan instruksi dokter untuk pemberian obat analgesik
4.      R/ : Analgesik berfungsi sebagai depresan system syaraf pusat sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri.

B. Potensial terjadi infeksi adanya luka pada okerasi.
Tujuan : Luka operasi tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : tidak ada tanda – tanda infeksi / radang (color, dolor, rubar, tumor,    functio laesa).
Rencana: Beri penjelasan pada klien perlunya menjaga kebersihan daerah luka operasi
1.      R/ : Anergiotik berfungsi untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi R/ : Dengan penjelasan diharapkan kx mengerti tentang pentingnya menjaga kebersihan daerah luka operasi.
a.       Observasi tanda – tanda infeksi pada daerah operasi
2.      R/ : Respon jaringan terhadap infeksi di manifestasikan dengan oedem, kemerahan, dan berkurangnya epitelisasi atau granulasi kulit.
a.       Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi yang terjadi.
3.      R/ : Gangguan pada integritas kulit atau dekat dengan lokasi operasi adalah sumber kontaminasi luka.
a.       Rawat luka operasi dengan tekhnik aseptik
4.      R/ : Tindakan aseptik akan menghangat pertumbuhan kulitan dan menjaga luka operasi dari infeksi.
a.       Observasi gejala kardinal                                                                                           
5.      R/ : Mengetahui perkembangan kesehatan kx dan peningkatan suhu merupakan salah satu tanda infeksi.
a.       Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik.


C. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri
          Tujuan : pasien mampu mobilisasi
          Kriteria Hasil : -pasien mampu melakukan pergerakan secara bertahap
                           -pasien bisa beraktifitas mandiri
Rencana : Beri motivasi & latihan pada pasien untuk beraktifitas
1.R/ : meningkatkan perasaan untuk beraktivitas
Ajarkan teknik mobilisasi di tmpat tidur
2.R/ : melatih menggerakan anggota tubuh
Anjurkan keluarga untuk memotivasi dan membantu melatih mobilisasi pasien
3.R/ : keluarga punya peran penting membantu pasien
Tingkatkan aktifitas secara bertahap
R/ : meningkatkan mobilitas pasien  


BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN.
Secara garis besar, dapat ditarik simpulan Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal
B.     SARAN.
Kami menyarankan agar mayarakat lebih sadar dan dapat mengawasi anggota keluarga akan penyakit hernia yang terjadi karna sebagian dinding rongga lemah yang merupakan cacat bawaan atau keadaan yang di dapat sesudah lahir.
            Kami berharap makalah ini dapat menjadi tambahan referensi pengetahuan mengenai hernia. 


DAFTAR PUSTAKA


Black, M., Joyce, Ester, 1997, Medical Surgical Nursing Clinical Management for Continuity of Care, USA
Brunner and Suddarth, 1980, Medical Surgical Nursing, J.B. Lippincott Company, Philadelphia, USA
Donna, L., Wong, Marilyn Hockenberry-Eaton, Marilyn L. Winke David Wilson, et al, 1999, Wholey and Wong’s Nursing Care of and Children, St. Louis, Mosby, USA
Kendarto, 1994, Hernia, HDW Ilmu Bedah I, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

NANDA. 2005. Nursing Diagnosis : Definition and Classification 2005-2006. NANDA International. Philadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar